Apakah Tuhan Lagi Jatuh Cinta?
Telah aku coba meniti setapak demi setapak jalan hidup yang berliku ini, sehingga aku dapat bangkit sedikit demi sedikit. Tapi belum sembuh luka yang ada, badai takdir menghempaskan aku sehingga jatuh lagi dalam pelukan nestapa.
Aku tak tahu siapa yang bersalah, dan aku juga tidak tahu apakah aku harus mengatakan bahwa dunia kejam.? Ntahlah, tapi yang jelas semua terasa menyakitkan.
Aku merenung dalam dekapan malam, dan aku coba mencari jawaban atas pertanyaan hati, aku coba menyapa burung malam yang terbang dalam pekat, tapi burung itu hanya meng huk huk huk. Jawaban yang seolah mengejekku dan hanya menambah kecewa yang kian membara.
Aku berpaling dan bertanya pada bintang, tapi jawabannya hanya berkelip dan membisu. Seolah tidak mau tahu akan keluh kesah hati ini. Aku lelah, bibirku kelu karna belum juga mendapatkan jawaban. Bulan muncul tersenyum bergantung dalam lebatnya dedaunan, semilir angin membelai kulitku seolah memberikan isyarat, ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya, dalam hati terlintas ada secercah harapan bulan mampu menjawabnya.
Tapi, pikiranku melayang menarawang jauh kemasa lalu. Selama ini aku tidak merasa menyakiti Tuhan, dan aku selalu mengabdikan diri seutuhnya. Tapi kenapa nasibku selalu tidak beruntung, selalu merasa dipecundangi.? anganku melayang semakin jauh, berpikir keras mencari jawaban.
Hingga akhirnya sampailah pada sebuah kesimpulan, 'Apakah Tuhan Mencintai Aku?' benarkah ini cara Tuhan mencintai aku. aku seolah terus bertanya pada diri sendiri. Mungkinkah Tuhan rindu aku datang curhat dan menangis? ya, itulah mungkin jawabannya.