Antara Aku dan Hujan
Rintik-rintik deras kian berjatuhan membenturkan diri diatap rumahku, dedaunan menari-nari diterpa angin, menyisakan bising yang begitu merdu ditelinga. Ntah kenapa aku begitu suka dengan hujan, bagiku hujan adalah rezeki sekaligus hiburan bagi hati yang gersang.
Setiapkali aku menatap hujan, aku begitu ingin berlari menerobos lebatnya butiran-butiran bening, menari dan bercengkrama dengan hujan. Membiarkan tubuhku basah oleh guyuran hujan, dan setiapkali aku menatap hujan, aku begitu rindu masa masa kecil dulu.
Berlarian menikmati hujan, tertawa lepas dalam kegembiraan, tubuh telanjang tampa pakaian. Tak ada sedikitpun gengsi, bahkan dengan polosnya bergulingan di atas tanah bermain air murni dari atas langit.
Dulu aku mengira menjadi orang dewasa itu enak. Tapi ternyata tidak, masa kecil bagiku adalah masa paling bahagia. Dimana pada masa itu, jiwa belum terbebani drama-drama dalam kehidupan, tak tau cara bersandiwara, jujur, dan apa adanya.
Hujan banyak mengajari aku untuk merenung dan mendalami arti dari kehidupan, hujan juga merupakan tempatku menangis tanpa diketahui orang lain. Dari hujan aku belajar belajar arti ketabahan, dimana meski kita terjatuh setidaknya masih memberi hikmah bagi yang lain.