Metode Belajar Jaman Dulu
Hallo pembaca yang budiman, kali ini mumpung lagi nyantai yuk kita perdalami pengetahuan sistem pendidiikan dan kitab kitab jaman dulu. Meski kita hidup di era modern ini, tidak ada salahnya kalau kita pelajari tentang sejarah.
Sebenarnaya aku tidak terlalu suka akan sejarah, tapi, selama itu bermanfaat untuk orang lain ya suka sukain deh hehe. Namanya juga jaman dulu pasti pendidikan dan teknologi tidak secanggih seperti di era sekarang ini, kurangnya informasi mengenai asal-usul menyebabkan betapa sulitnya menjelaskan sistem pendidikan dilembaga pada masa masa sebelum abad ke_18, pada masa itu sulit sekali orang menemukan sekolah sepadat seperti sekarang.
Metode pengajaran yang awet tampa perlu variasi pada masa itu adalah
sorogan dan bandongan atau weton.
1. Metode sarogan
Santri harus menghadap guru seorang diri dengan membawa kitab yang akan di pelajarinya, kiyai membacakan palajaran yang bernuansa bahasa arab. Kalimat demi kalimat-kemudian terlontar dan santri memaknai maksutnya. Santri menyimak dan memberi catatan pada kitabnya untuk mengesankan bahwa ilmu itu di berikan langsung oleh kiyai.
Istilah sarogan sendiri berasal dari kata (jawa) sorog yang berarti menyodorkan, karena setiap santri harus menyodorkan kitabnya pada kiyai. Metode sarogan ini sangat efektif untuk membantu santri untuk menjadi orang alim. Sistem ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid dalam menguasai materi pelajaran.
2. Metode Bandongan
Ini termasuk metode kuliah, nah di metode ini para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kiyai yang akan menerangkan pelajaran secara kuliah. Santri akan menyimak kitab masing masing dan membuat catatan padanya. Metode ini juga dapat di sebut weton, istilah weton tersebut berasal dari kata wektu (jawa) yang artinya waktu, sebab pengajaran tersebut di berikan pada waktu waktu tertentu, yaitu sebelum\sesudah shalat fardu.
Itulah metode belajar mengajar jaman dulu, kelihatannya sederhana bukan.